Diksi.Net, Jakarta – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mendorong agar Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) melahirkan anak muda yang punya sense of crisis terhadap lingkungan.
Demikian kata Hasto pada arahannya di Rapat Koordinasi Teknis Bidang Pengendalian Penduduk Tahun 2023 dengan tema “Kolaborasi dan Harmonisasi untuk Mewujudkan Pembangunan Berwawasan Kependudukan”.
“Kalau dalam benak saya itu ,ya, dia itu termasuk yang melek terhadap problematika kependudukan dan dampak dari kependudukan. Anak muda melek kemudian care terhadap itu,” tutur Hasto.
Dia membayangkan, SSK di Papua, Nusa Tenggara Timur (NTT) Maluku, dan lainnya bisa melahirkan anak-anak muda yang memahami bonus demografi, sehingga mereka sadar jika tidak ada perubahan kebijakan, era bonus demografi di wilayahnya tidak jelas.
“Tetapi ketika anak-anak sekolah itu memahami generasi, paham dia era kita suatu saat masuk windows of opportunity. Kalau itu, menurut saya keren. Itu baru sekolah kependudukan,” kata Hasto.
Mantan Bupati Kulon Progo itu mengatakan anak muda yang belajar di SSK selama ini hanya memanfaatkan rumus kependudukan untuk belajar matematika dan fisika.
“Kalau menurut saya terlalu kecil. Saya pikir apa dampaknya terhadap kependudukannya? Apa dampaknya terhadap siswa kemudian peduli terhadap masalah kependudukan? Hampir tidak terasa. Kecuali ada praktek menghitung misalnya menghitung Total Fertility Rate (TFR), unmet need untuk wilayahnya masing-masing. Tapi kalau cuman mengkaji cara menghitung angka kematian, angka kelahiran dan angka pertumbuhan penduduk tidak usah sekolah kependudukan,” sambung Hasto.
Karena itu, dia mengajak jajarannya untuk berpikir ulang agar SSK mampu melahirkan anak muda yang melek problematika kependudukan dan mempunyai sense of crisis di lingkungannya masing-masing.