Diksi.net, Parimo – Polres Parigi Moutong menggelar apel pasukan dalam rangka persiapan pengamanan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada 2024 di Kabupaten Parigi Moutong. Apel yang berlangsung di halaman Mapolres Parigi Moutong ini dipimpin langsung oleh Kapolres AKBP Jovan Reagan Sumual.
Kapolres AKBP Jovan Reagan menyatakan bahwa apel ini bertujuan untuk mengecek kesiapan personel serta sarana dan prasarana dalam menghadapi PSU yang dijadwalkan berlangsung pada 19 April 2025.
“Pengamanan PSU di Kabupaten Parigi Moutong memerlukan strategi khusus karena luasnya wilayah, beragamnya kondisi geografis, serta besarnya jumlah pemilih. Oleh karena itu, sinergi antara Polri, TNI, dan instansi terkait sangat diperlukan untuk memastikan jalannya PSU dengan aman dan kondusif,” ujar AKBP Jovan Reagan.
Dalam pengamanan PSU, Polres Parigi Moutong akan mengerahkan 2.456 personel, yang terdiri dari:
- 620 personel Polres dan BKO Brimob Polda Sulteng sebanyak 2 SSK (Satuan Setingkat Kompi).
- 1.636 petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara).
- Kendaraan operasional: 231 unit motor (R2), 36 unit mobil (R4), 4 unit kendaraan berat (R6), serta 3 unit kapal patroli untuk wilayah perairan.
Kapolres menegaskan bahwa pihaknya juga telah menyiapkan command center dengan teknologi modern guna mendukung sistem pengamanan secara terpadu. Fasilitas ini memungkinkan pemantauan situasi lapangan secara real-time, serta mendeteksi potensi gangguan keamanan dengan cepat.
Selain pengamanan fisik, Polres Parigi Moutong juga menjalankan strategi cooling system untuk mencegah polarisasi akibat berita hoaks, isu SARA, propaganda, dan kampanye hitam yang dapat memicu konflik di masyarakat.
“Kami mengimbau seluruh personel untuk menjaga soliditas dan sinergi dengan seluruh stakeholder terkait, karena keberhasilan pengamanan PSU bergantung pada kerja sama yang baik di semua lini,” pungkas AKBP Jovan Reagan.
Pihak kepolisian mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta menjaga kondusivitas wilayah menjelang dan selama PSU berlangsung, serta tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi.