Diksi.net, Palu – African Swine Fever (ASF) atau demam babi menjadi momok tersendiri bagi para peternak babi. Hal tersebut lantaran angka persentase kematian ternak ketika terkena ASF mencapai 100 persen.
Dari hasil uji sampel yang dilakukan di 3 Kabupaten Zona Merah ASF saat ini, setidaknya ada 7.898 ternak babi yang telah terkonfirmasi ASF. 3000 ekor lebih babi diantaranya mati atau dilakukan pemotongan paksa.
Kabid Keswan dan Kesmavet Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulawesi Tengah, Dandi Alfita menjelaskan kabupaten dengan kasus ASF terbanyak sesuai dengan laporan ishiknas 2023 adalah Parigi Moutong dengan jumlah kasus mencapai 4.888. Kemudian di urutan selanjutnya adalah Kabupaten Poso dengan jumlah kasus 2.971 dan Kabupaten Morowali Utara dengan 39 kasus.
“Dengan adanya ASF ini, berdampak pada peternak yang merugi karena banyak ternaknya mengalami mati mendadak,” jelas Dandi.
Selain itu, kata Dandi masih ada sejumlah Kabupaten lainnya yang hewan ternaknya memiliki gejala yang sama, namun belum dapat disampaikan hingga melalui pengujian sampel.
“saat ini kami hanya bisa melakukan upaya pengendalian, karena ASF memang belum memiliki obat maupun vaksin,” ujarnya.
Saat ini, Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya telah mengembangkan serum konvalensen namun keefektifannya hanya mencapai 20 persen. Walaupun demikian serum tersebut tetap digunakan sebagai upaya pengendalian.