Diksi.Net, Palu – Relawan dan Forum PRB Pantoloan melakukan penanaman mangrove di wilayah pesisir pantai Pantoloan.
Seperti yang diketahui pada 28 September 2018 tsunami menghancurkan beberapa pemukiman di pesisir pantai termasuk pelabuhan Pantoloan.
Ketua forum PRB Pantoloan, Moh Dzaar mengatakan bahwa kegiatan ini melibatkan hampir seluruh unsur masyarakat kelurahan Pantoloan.
“Kami juga melibatkan siswa-siswi sekolah dasar untuk mengenalkan lebih dini terkait usaha konservasi lingkungan khususnya di wilayah pesisir pantai” ucap Dzaar, Minggu (18/7/2022).
Berkaitan dengan itu, Lurah Pantoloan, Ramli Latembo mengatakan seluruh kegiatan ini dapat meningkatkan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar secara bertanggung jawab, juga dapat memperbaiki ekosistem wilayah pesisir secara terpadu dan berbasis masyarakat.
“harapannya kedepan, wilayah Pantoloan khususnya yang berada di pesisir pantai, ekosistem lautnya dapat terjaga dan masyarakat pun dapat memanfaatkannya secara arif dan bijaksana.” Jelasnya.
Ramli menambahkan semoga kedepannya semakin banyak program-program yang berfokus pada mitigasi bencana terutama di wilayah pesisir pantai Pantoloan yang sinergi dengan program pemerintah daerah.
Koordinator Program, Moh. Safir saat ditemui di kantor Imunitas, menjelaskan bahwa wilayah pesisir Pantoloan dipilih berdasarkan tingkat ancaman yang dimiliki.
“Dari hasil kajian risiko bencana kelurahan pantoloan menunjukkan bahwa, ancaman tertinggi di wilayah Pantoloan ini adalah gempa dan tsunami. Sehinga perlu melakukan adaptasi ketangguhan masyarakat terhadap bencana.”Tutup Safir.
Diksi.Net, Palu – Relawan dan Forum PRB Pantoloan melakukan penanaman mangrove di wilayah pesisir pantai Pantoloan.
Penanaman tersebut dilakukan sebagai upaya pemulihan ekosistem wilayah pesisir dan merupakan keberlanjutan pengembangan program desa/kelurahan tangguh bencana berdasarkan prinsip Mojagai Katuvua (Menjaga Alam), yang difasilitasi oleh Perkumpulan IMUNITAS dan didukung oleh Caritas Germany.
Seperti yang diketahui pada 28 September 2018 tsunami menghancurkan beberapa pemukiman di pesisir pantai termasuk pelabuhan Pantoloan.
Ketua forum PRB Pantoloan, Moh Dzaar mengatakan bahwa kegiatan ini melibatkan hampir seluruh unsur masyarakat kelurahan Pantoloan.
“Kami juga melibatkan siswa-siswi sekolah dasar untuk mengenalkan lebih dini terkait usaha konservasi lingkungan khususnya di wilayah pesisir pantai” ucap Dzaar, Minggu (18/7/2022).
Berkaitan dengan itu, Lurah Pantoloan, Ramli Latembo mengatakan seluruh kegiatan ini dapat meningkatkan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar secara bertanggung jawab, juga dapat memperbaiki ekosistem wilayah pesisir secara terpadu dan berbasis masyarakat.
“harapannya kedepan, wilayah Pantoloan khususnya yang berada di pesisir pantai, ekosistem lautnya dapat terjaga dan masyarakat pun dapat memanfaatkannya secara arif dan bijaksana.” Jelasnya.
Ramli menambahkan semoga kedepannya semakin banyak program-program yang berfokus pada mitigasi bencana terutama di wilayah pesisir pantai Pantoloan yang sinergi dengan program pemerintah daerah.
Koordinator Program, Moh. Safir saat ditemui di kantor Imunitas, menjelaskan bahwa wilayah pesisir Pantoloan dipilih berdasarkan tingkat ancaman yang dimiliki.
“Dari hasil kajian risiko bencana kelurahan pantoloan menunjukkan bahwa, ancaman tertinggi di wilayah Pantoloan ini adalah gempa dan tsunami. Sehinga perlu melakukan adaptasi ketangguhan masyarakat terhadap bencana.”Tutup Safir.