Daerah  

APSIKU Sesalkan Lemahnya Pengawasan PMK di Perbatasan 

Asosiasi Peternak Sapi Kambing dan Unggas (APSIKU) Provinsi Sulteng (Sulteng), sangat menyesalkan keberadaan Satgas PMK yang tidak tegas, sehingga banyak sapi yang tertular Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). (Foto : Istimewa).

Diksi.Net, Palu – Asosiasi Peternak Sapi Kambing dan Unggas (APSIKU) Provinsi Sulteng (Sulteng), sangat menyesalkan keberadaan Satgas PMK yang tidak tegas, sehingga banyak sapi yang tertular Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

“Ketika kami melakukan kunjungan bersama Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Sulteng di daerah Pantai Barat, kami mendapatkan 90 persen sapi di Desa Balentuma, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, sudah terinfeksi PMK,” jelas Ketua APSIKU Sulteng, Nasir Husen, Senin (06/02/2023). 

Lebih lanjut, kata Nasir, sapi dari Pantai Barat telah masuk ke Kota Palu. Artinya, petugas check point (titik pemeriksaan) di pintu masuk Pantoloan tidak tegas sehingga sapi dari Pantai Barat bisa lolos.

BACA JUGA :  Sulteng Ajukan Penambahan Dosis Vaksin PMK

“Kami menerima laporan, sebanyak tiga truk sapi yang berhasil masuk Palu,” kata ujarnya. 

Berdasarkan penjelasan dari Disbunnak Sulteng, tidak terlalu beresiko untuk masyarakat yang mengkonsumsi daging sapi terinfeksi PMK, tetapi bagi yang mengonsumsi jeroannya, itu sangat berbahaya.

“Dampak lain dari PMK adalah para peternak kecil di Kota Palu yang kehidupan sehari-harinya bergantung jumlah penjualan sapi,” ujarnya. 

Dia mengatakan, akan banyak peternak kecil yang merugi, karena ada ketakutan akibat wabah PMK. Padahal, peternak sapi di Palu rata-rata memelihara sapi super, sedangkan sapi di Pantai barat yang terinfeksi PMK adalah jenis Sapi Bali.

BACA JUGA :  Faktor Jarak, Kota Palu Waspada PMK

Menurutnya, hewan ternak di Pantai Barat diisolasi, kemudian yang terinfeksi PMK dimusnahkan dan yang masih sehat diberikan vaksin agar tidak tertular PMK. 

“soal vaksin itu juga kami pertanyakan. Mana semua itu ribuan vaksin yang sudah diberikan? Kenapa ada ternak di Sulteng yang terinfeksi PMK,” katanya mempertanyakan.

Sebelumnya PMK daerah penularannya masih sebatas di Pulau Jawa. Mengantisipasi hal tersebut, kepala daerah se Sulawesi mengeluarkan edaran, agar mengantisipasi masuknya PMK ke wilayah Sulawesi. 

“Penemuan sapi yang terinfeksi PMK pertama kali di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan pada 2022 lalu. Kemudian di Morowali dan Poso. Tapi alhamdulillah sudah dimusnahkan semuanya,” tuturnya. 

BACA JUGA :  Kota Palu Masuk 10 Besar Verifikasi dan Validasi Data SDG’s I-SIM for Cities 2024  

Kemudian di akhir 2022, ditemukan lagi ada sapi di Desa Ponggerang, Kecamatan Dampelas yang terinfeksi, dan pada 2023 ini ditemukan lagi di Desa Balintuma.

“Dan ini yang massif, karena 90 persen sapi di satu kampung itu terinfeksi PMK,” ujarnya.

Oleh karena itu, baiknya ada pertemuan antara APSIKU, Disbunnak dan Gubernur Sulawesi Tengah untuk membahas mengenai PMK tersebut.