Schistosomiasis Meningkat, Sulteng Terima 4000 Tablet Obat

Obat yang diserahkan kepada Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah untuk pengobatan penyakit Schistosomiasis yang mengalami peningkatan pada 2022 lalu. (Foto : Istimewa).

Diksi.Net, Palu – Pertengahan tahun 2022 lalu angka prevalensi penderita penyakit schistosomiasis di Sulawesi Tengah mengalami peningkatan signifikan yang awalnya presentasi penderita hanya sebesar 0,22 persen menjadi 1,4 persen. 

Untuk mencegah penambahan jumlah penderita, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah telah menerima obat-obatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk pengobatan penyakit schistosomiasis atau demam keong. 

“Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah bekerjasama dengan sejumlah stakeholder untuk melakukan pengobatan,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah, dr. I Komang Adi Sujendra, Jumat (3/02/2023). 

Obat-obatan yang diterima kali ini sebanyak 4000 tablet, dan diperkirakan akan kembali masuk di pertengahan tahun dengan jumlah lebih banyak. 

“Di Pertengahan tahun akan lebih banyak lagi obat yang masuk untuk pemberian obat pencegahan massal, sebagai salah satu upaya dalam memutus rantai penularan penyakit demam keong,” ujarnya. 

BACA JUGA :  Apel Operasi Zebra Tinombala 2024, Fokus Tertib Lalu Lintas dan Netralitas Pilkada

Sementara itu, Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya Kemenkes RI, Lusi Levina mengatakan selama ini intervensi yang diberikan berupa pemberian obat pencegahan massal, dengan lebih mengedepankan upaya pencegahan di lingkungan masyarakat.

“Upaya pencegahan lebih dikedepankan, dengan melibatkan lintas sektor lainnya. Karena schistosomiasis tidak hanya ditemukan pada manusia, namun juga ditemukan pada hewan,” ungkapnya. 

BACA JUGA :  Kadar SO2 di Sulteng Melebihi Batas Aman Akibat Erupsi Gunung Ruang