Pendapatan Negara di Sulteng Terus Mencatatkan Pertumbuhan

Realisasi pendapatan negara di Sulteng sampai dengan akhir Juli tercatat sebesar Rp5,7 triliun atau 63,6 persen dari target penerimaan di tahun 2023. Penerimaan negara tersebut tumbuh positif sebesar 6,9 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. (Foto : ist)

Diksi.net, Palu – Realisasi pendapatan negara di Sulteng sampai dengan akhir Juli tercatat sebesar Rp5,7 triliun atau 63,6 persen dari target penerimaan di tahun 2023. Penerimaan negara tersebut tumbuh positif sebesar 6,9 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Pendapatan Negara dari Pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tumbuh positif, sementara Pendapatan Kepabeanan dan Cukai menurun. Secara nominal, realisasi komponen pendapatan negara terbesar bersumber dari sisi penerimaan perpajakan, yang hingga 31 Juli 2023 telah mencatatkan angka realisasi sebesar Rp3,9 triliun atau 62,9 persen dari target, dan tumbuh 15,4 persen yoy

“Kinerja penerimaan pajak 2023 yang baik didukung dengan kinerja kegiatan ekonomi yang baik, aktivitas produksi dan konsumsi yang terjaga, transaksi domestik yang stabil dan keberlanjutan, serta, implementasi UU HPP. Sementara itu, dari sisi sektoral, penerimaan pajak didorong tingginya penerimaan pada Sektor Industri Pengolahan dengan kontribusi 45,7 persen dari total penerimaan pajak atau dengan capaian sebesar Rp1,8 triliun,” ungkap Kepala Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tengah, Yuni Wibawa, Rabu (30/08/2023).

BACA JUGA :  Dorong Kelestarian Lingkungan, Pemerintah Bebaskan Bea Masuk untuk Alat Pencegah Pencemaran

Kemudian dari sisi penerimaan Kepabeanan dan Cukai per 31 Juli 2023, realisasi Penerimaan Kepabeanan dan Cukai menurun dipengaruhi penurunan Bea Keluar, sedangkan Penerimaan Cukai dan Bea Masuk masih menunjukkan kinerja positif meskipun lambat. 

Penerimaan Kepabeanan dan Cukai mencapai Rp1,2 triliun 54,6 persen dari target, turun 19,9 persen yoy. Penerimaan Bea Masuk tumbuh 3,82 persen yoy, didorong oleh kenaikan tarif efektif dan menguatnya kurs USD meskipun terjadi penurunan basis impor. 

BACA JUGA :  Polres Banggai Ringkus Mahasiswa Miliki 13 Sachet Sabu

Cukai mencatatkan pertumbuhan tinggi sebesar 213,8 persen yoy karena disokong tingginya penerimaan terhadap Denda Administrasi Cukai sebagai bagian dari kebijakan ultimatum remedium, dimana pengenaan sanksi administratif lebih dikedepankan dibandingkan sanksi pidana. Sementara itu Bea Keluar mengalami penurunan sebesar 84,8 persen yoy akibat penurunan harga Crude Palm Oil (CPO) dan adanya kebijakan pembersihan (flush out) stock CPO yang mendorong tingginya ekspor CPO pada 2022.

Selanjutnya penerimaan PNBP hingga 31 Juli mencatatkan kinerja yang sangat baik dengan angka realisasi sebesar Rp559,1 miliar dan telah mencapai 111,4% dari target, dan tumbuh positif sebesar 30,2 persen yoy. Penerimaan PNBP satu tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. 

“Meski sempat tertekan di dua tahun periode awal covid-19, namun sejak 2022 telah terjadi kenaikan yang signifikan pada penerimaan PNBP. Hal ini tidak terlepas dari usaha pemerintah atau Badan Pemungut PNBP dalam melakukan perbaikan layanan yang diberikan seiring membaiknya pemulihan aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat,” tuturnya. 

BACA JUGA :  Begini Cara Mencegah Penipuan Online Shop

Sebagai kesimpulan, kinerja ekonomi regional terus menunjukan penguatan di tengah tantangan dan moderasi harga komoditas. Pendapatan mampu tumbuh positif dan belanja negara terjaga dengan baik. Pemerintah akan terus menggali sektor ekonomi dan mengoptimalkan belanja negara untuk memberikan dampak dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Dinamika nasional dan global akan terus diantisipasi dan dimitagasi dampaknya terhadap perekonomian regional.