Diksi.net, Palu – Pasca terjadinya gempa bumi pada minggu (06/08/2023) dengan bermagnitudo 5,3 kemudian disusul dengan magnitudo 5,0 dan gempa kecil dibawah 3,0 sebahagian warga memilih mendirikan shelter mandiri di halaman rumah masing-masing.
“pasca gempa kemarin malam, listrik mengalami pemadaman. Sehingga warga yang berada di Kamarora A, dan Kamarora B tidak berani masuk ke dalam rumah. Dan memilih untuk membangun camp di halaman rumah,” jelas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Sulteng Andy Sembiring, Senin (06/08/2023).
Sementara untuk pendirian posko pengungungsian warga lembantongoa dilakukan pada dua tempat. Posko pertama berada di lapangan depan kantor Desa Lembantongoa dan posko kedua dipusatkan di halaman gereja Desa lembantongoa.
Lebih lanjut, ujar Andy Sembiring yang paling mengkhawatirkan adalah akses jalan menuju Desa Lembantongoa. Karena ada tiga titik yang berkemungkinan terjadi longsor apabila ada hujan dengan intensitas tinggi atau gempa dengan magnitudo tinggi. Sehingga berdampak pada akses jalan menuju lokasi akan terputus dan terhambat.
“untuk mengantisipasi itu, BPBD Provinsi telah menyiapkan satu unit excavator sebagai bentuk antisipasi jika memang terjadi,” tuturnya.
Sedangkan mengenai data rumah hunian yang mengalami kerusakan masih dalam pendataan visual. Baik, yang mengalami rusak ringan, sedang hingga berat.
“Tim dari BPBD Provinsi Sulteng sementara melakukan pendataan visual untuk mengetahui secara detail kerusakan,” tambahnya.
Pemerintah Kabupaten Sigi pada saat yang bersamaan juga telah menetapkan situasi tanggap darurat mulai dari 6 – 20 Agustus 2023.