Diksi.net, Enrekang – Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMSR) meluncurkan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) inovatif bertajuk “Menuju Zero Stunting melalui Pendampingan Pengolahan Susu Sapi Murni yang Bergizi Tinggi dan Bernilai Ekonomi”.
Kegiatan ini beranggotakan Mardhatillah, Bahtiar Herman, Yusrianti, Andi Magfirah dan Yuni Sari yang di dukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dilaksanakan di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.
Acara peluncuran berlangsung pada Kamis, 18 Juli 2024, di Balai Kelompok Wanita Tani Setia Mekar, dihadiri oleh Tim PKM UMSR, Perwakilan Halal Centre, Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu UMSR, serta berbagai stakeholder.
Ketua TIM PKM UMSR, Mardhatillah mengatakan, program kolaborasi ini bermaksud untuk meningkatkan gizi Masyarakat melalui pengolahan susu sapi yang berkualitas, sekaligus mendorong peningkatan ekonomi lokal.
“Stunting adalah masalah serius yang perlu kita atasi bersama. Melalui program ini, kami ingin memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada anggota Kelompok Wanita Tani tentang cara mengolah susu sapi murni menjadi produk yang bernutrisi tinggi juga bernilai ekonomis dalam mencapai zero stunting,” ujar Ketua Tim PKM UMSR.
Ia melanjutkan, dalam kegiatan tersebut, Kelompok Wanita Tani juga diberikan pelatihan untuk mengolah susu sapi menjadi keripik dangke yang merupakan produk turunan.
“Kegiatan ini akan memberikan pemahaman kepada anggota Kelompok Wanita Tani tentang teknik pengolahan susu, pengemasan, serta pemasaran produk. Dengan demikian, diharapkan produk yang dihasilkan tidak hanya memiliki nilai gizi yang tinggi, tetapi juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang terlibat di dalamnya,” lanjutnya.
Dalam pelaksanaannya, Mahasiswa UMSR juga dilibatkan sebagai pendamping. Memberikan mahasiswa kesempatan untuk terlibat langsung dalam pemberdayaan masyarakat. Selain itu, kegiatan ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya gizi dalam pertumbuhan anak sehingga meminimalisir anak terkena stunting atau gagal tumbuh.
“Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga bulan dengan berbagai kegiatan, dimulai dari penyuluhan gizi, pendampingan, pengolahan susu sapi murni, workshop kewirausahaan berbasis digital, dan praktik langsung pembuatan keripik dangke,” ucap Mardhatillah.
Harapannya kegiatan ini dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan, tidak hanya bagi masyarakat Kabupaten Enrekang, tetapi juga dapat menjadi role model untuk daerah lain di Indonesia.