Daerah  

Gubernur Sulteng Ajak Masyarakat Sukseskan Muktamar Alkhairaat

Alkhairaat adalah lembaga perguruan Islam yang dibawa oleh Habib Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua di Sulawesi Tengah, untuk mengajarkan pendidikan agama di bumi Tadulako ini. (Foto : ist).

Diksi.net, Palu – Gubernur Sulawesi Tengah H.Rusdy Mastura Senin (11/09) mengatakan, Alkhairaat adalah lembaga perguruan Islam yang dibawa oleh Habib Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua di Sulawesi Tengah, untuk mengajarkan pendidikan agama di bumi Tadulako ini. Olehnya masyarakat Sulawesi Tengah khususnya masyarakat asli suku Kaili harus menjaga dan memperhatikan Alkhairaat, yang merupakan salah satu lembaga pendidikan agama terbesar di Indonesia timur ini.

“Alkhairaat ini miliki kita bersama karena Guru Tua memiliki jasa besar terhadap daerah ini, dalam menyebar pendidikan agama. Olehnya kita masyarakat Kaili memiliki tanggung jawab dan memperhatikan Alkhairaat, tidak ada yang merasa memiliki secara person terhadap Alkhairaat” kata Gubernur Sulteng di hadapan panitia Muktamar Alkhairaat yang melakukan silaturahim sekaligus koordinasi terkait rencana kesiapan Muktmar Besar Alkhairaat ke XI.

Dirinya juga menekankan, Muktamar Alkhairaat harus tetap terlaksana sebab ini merupakan amanah yang harus dilakukan, dan masyarakat Kaili harus mensukseskannya karena bagian dari Alkhairaat. Rusdy Mastura yang juga tokoh suku Kaili ini berharap, pelaksanaan Muktamar Alkhairaat dapat berjalan dengan baik dan lancar, dan berharap menghasil sebuah keputusan yang dapat membesarkan Alkhairaat yang lebih baik.

Pertemuan tersebut di hadiri ketua panitia Muktamar Alkhairaat Mohammad Nizam, Hamdan Rampadio, H.Husen Habibu, Muhammad Yasin, Ashar Hasyim, dan juga di hadiri panitia Kongres IKAAL, Panitia Muktamar WIA dan Munas Panitia BANAAT.

Terpisah H.Husen Habibu yang juga tokoh masyarakat suku Kaili mengatakan bahwa, lembaga Alkhairaat yang dibangun oleh Habib Idrus bin Salim Aljufri diperuntukan bagi masyarakat Sulawesi Tengah dan seluruh masyarakat Indonesia khususnya masyakat suku Kaili yang merupakan suku asli dan terbesar di Sulawesi Tengah.

BACA JUGA :  Walhi Minta Pemda Bangkep Pertahankan Kawasan Karst dari Kerusakan Ekosistem

Olehnya itu, masyarakat Kaili berkewajiban menjaganya, marwah dan seluruh kepentingan Alkhairaat harus bersentuhan dengan masyarakat Kaili. Karena hadirnya Guru Tua di tanah Kaili tidak bisa di pisahkan dengan suku Kaili.

“jadi warisan Alkhairaat ini bukan di peruntukan karena keturunannya, tetapi semua masyarakat muslim khususnya masyarakat Kaili, seperti yang disampaikan Gubernur Sulteng bahwa, Alkhairaat milik semua khususnya masyarakat Kaili”tandasnya.

Dalam waktu dekat ini lanjut Husen Habibu, lembaga Alkhairaat akan melaksanakan Muktamar Besar Alkhairaat dan kita semua ini memiliki kewajiban untuk mensukseskan Muktamar Alkhairaat.

Diakhir pesannya Husen Habibu menyatakan, bila terjadi hal hal yang terjadi dalam internal dalam lingkup Alkhairaat harus diselesaikan secara intetnal dan jangan membawa bawa Alkhairaat. Sebab kata dia, lembaga Alkhairaat merupakan milik ummat

BACA JUGA :  5 WNA dan 8 Pekerja Lokal Jadi Korban Kecelakaan Kerja di PT ITSS

“Kami sebagai tokoh Kaili merupakan dadanya Alkhairaat dan selalu mengawal dan menjaga Muktamar Alkhairaat, dan sebagai garda terdepan pelaksanaan Mukmatar Alkhairaat harus berjalan sukses”tandasnya.

Diketahui, pelaksnaan Muktamar Besar Alkhairaat yang ke XI akan dilaksanakan pada tanggal 27 – 30 September 2023 yang akan di pusatkan di Ponpes Alkhairaat Madinatul Ilmi Desa Kotarindau Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.

Muktamar Alkhairaat tersebut, juga akan digelar sejumlah Badan Otonom (Banom) Alkhairaat yakni, Muktamar Wanita Islam Alkhairaat (WIA), Kongres besar Ikatan Alumni Alkhairaat (IKAAL) dan Musyawarah Nasional (BANAAT).*