Diksi.net, Palu – Sebagai upaya menekan gas rumah kaca yang semakin tinggi setiap tahunnya, serta turut berkontribusi terjadinya perubahan iklim. Pemerintah terus mendorong penyebarluasan tujuan dari Indonesia’s Forest and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030.
Melalui program Folu Net Sink 2030 Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebagai bagian dari kontribusi pengendalian perubahan iklim kepada dunia.
Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Lingkungan (BPKHTL) Wilayah XVI Palu, Dr. Heri Sunuprapto menjelaskan Folu Net Sink merupakan suatu upaya mitigasi perubahan iklim yang memiliki dampak di berbagai sektor.
“Hari ini, dengan melibatkan berbagai sektor telah dilakukan penyusunan rencana kerja tahap awal. Nantinya hal tersebut akan menjadi panduan dalam melakukan mitigasi untuk mengurangi resiko perubahan iklim,” jelas Heri, Selasa (14/03/2023).
Lebih lanjut, Indonesia’s Folu Net Sink 2030 adalah sebuah kondisi yang ingin dicapai dimana tingkat serapan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya pada tahun 2030 akan seimbang atau bahkan lebih tinggi dari tingkat emisi yang dilepas.
Melalui implementasi Indonesia’s Folu Net Sink, pemerintah ingin mencapai target penyerapan emisi GRK sebesar -140 juta ton CO2e pada tahun 2030. Dasar pijakan nya antara lain Sustainable Forest Management, Environmental Governance dan Carbon Governance. Sektor kehutanan memiliki kontribusi terbesar sebanyak 60% dalam pemenuhan target netral karbon atau net zero emission tersebut.
“Harapannya, emisi gas rumah kaca yang menjadi penyebab pemanasan global telah menjadi tugas bersama sehingga semuanya berkewajiban untuk memitigasi dan mengurangi nya,” tutupnya.