Eks Napiter MIT Poso Kini Jualan Bakso dan Fokus Nafkahi Keluarga

waktu baca 2 menit
Arif eks napiter poso yang kini berjualan bakso dan somay di tumahnya. (Foto : ist).

Diksi.net, Poso – Arif Susanto alias Arif, mantan narapidana terorisme yang pernah tergabung dalam kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, menyatakan dukungannya terhadap Satgas Operasi Madago Raya dalam menciptakan situasi aman dan kondusif di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Arif ditangkap pada tahun 2014 di wilayah Kecamatan Tojo Barat, Kabupaten Tojo Una-Una. Ia kemudian menjalani proses hukum di Pengadilan Negeri Jakarta Timur dan divonis empat tahun penjara. Dua tahun pertama dijalani di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, dan dua tahun berikutnya di Lapas Kelas IIB Kota Probolinggo. Ia dinyatakan bebas murni pada tahun 2018.

BACA JUGA :  Bank Indonesia Sulteng Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Gerai Kreatif di Mal

Kini, Arif menjalani kehidupan normal sebagai penjual bakso dan siomay di rumahnya, yang juga dipasarkan secara daring. Di waktu senggang, ia aktif berburu burung punai dan belibis bersama teman-temannya sebagai hobi.

Arif mengaku menyesali keterlibatannya dalam aksi terorisme dan menjadikan masa lalu tersebut sebagai pelajaran hidup. Ia menegaskan komitmennya untuk tidak kembali pada jalan radikalisme dan lebih fokus mencari nafkah bagi keluarganya.

BACA JUGA :  Eks Napiter Poso Fokus Bangun Hidup Baru dan Dukung Keamanan Wilayah

“Apa yang saya lakukan dulu, terutama bergabung dengan MIT Poso, adalah kesalahan besar. Sekarang saya ingin hidup damai, bekerja, dan menjaga keluarga,” ujar Arif.

Ia juga menyatakan siap mendukung Polri dan Pemerintah dalam mencegah serta memberantas paham radikalisme di masyarakat, khususnya di wilayah Kecamatan Poso Kota yang kini menjadi tempat tinggalnya.

BACA JUGA :  Amirudin Eks Napiter, diamankan Kepolisian Lantaran Terlibat Kelompok MIT

“Saya siap membantu Satgas Madago Raya dalam menjaga keamanan dan menciptakan suasana kondusif di Poso. Mari bersama-sama menata masa depan yang lebih baik tanpa kekerasan,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *