Berawal Dari Main Bersama, Satu Orang Anak Berujung Meninggal Dunia

Kasat Reskrim Polresta Palu, AKP Ferdinan Numbery. (Foto : ist).

Diksi.net, Palu – Beberapa hari belakangan Kota Palu kembali diramaikan dengan kasus pembunuhan yang melibatkan pelaku dan korban sekaligus masih berstatus anak di bawah umur. Pelaku sendiri masih berusia 16 tahun, sementara korban berusia 8 tahun dan masih duduk di bangku sekolah dasar.

Di lingkungan sehari-hari, anatar korban dan pelaku masih berteman, karena berada di lingkungan yang sama.

Kasat Reskrim Polresta Palu, AKP Ferdinan Numbery menjelaskan bahwa semuanya bermula ketika pelaku mengajak korban untuk bermain sepeda. Namun di tengah perjalanan karena perilaku korban yang berkata kasar terhadap pelaku akhirnya berujung pada meninggalnya korban lantaran dicekik oleh pelaku.

BACA JUGA :  Bocah 5 Tahun Terseret Arus Sungai di Donggala

“Dari keterangan pelaku, ia awalnya mengajak temannya yang lain untuk bermain sepeda bersama, namun belum juga bermain teman pelaku tersebut di panggil untuk pulang kerumah. Dari situ, pelaku mengajak korban untuk bermain bersama, namun karena korban tidak memiliki sepeda mereka akhirnya berboncengan. Ditengah perjalanan, karena pelaku melintasi jalan berlubang dan jatuh, korban akhirnya berkata kasar pada pelaku hal inilah yang di duga menjadi pemicu terjadinya peristiwa terswbut,” ungkap Kasat Reskrim Polresta Palu, AKP Ferdinan Numbery, Kamis (02/11/2023).

BACA JUGA :  Wali Kota Palu Resmikan Kawasan Pura Melasti Pantai Duva

Menantikan Hasil Visum dan Psikologi Pelaku

AKP Ferdinan mengatakan, bahwa pelaku memiliki kelainan ketertarikan sekaual, bisa antar sesama laki-laki maupun peremuan.

“pelaku, beedasarkan pengakuannya tidak hanya tertarik pada lawan jenis, namun kepada sesama jenis,” ujarnya.

Lanjut kata Ferdinan, untuk mengetahui secara pasti apakah korban mendapatkan perlakuan kekerasan seksual, akan menunggu hasil pemeriksaan dari tim Inafis dan psikolog.

BACA JUGA :  Kedapatan Miliki Sabu, Dua Pria diamankan Polisi

“pelaku ini tidak sama anak pada umumnya, dan memiliki masalah pada mentalnya. Serta tidak bersekolah pada sekolah umumnya,” tuturnya.

AKP Ferdinan mengharapkan setiap orang tua melakukan pengawasan terhadap anaknya, agar dapat menghindari hal yang tidak di inginkan.