Kinerja Industri Jasa Keuangan di Sulteng Stabil, Kredit dan Pembiayaan Tumbuh Positif
Diksi.net, Palu — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tengah mencatat bahwa kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayahnya tetap stabil dan menunjukkan tren pertumbuhan positif hingga 28 Februari 2025. Stabilitas tersebut ditopang oleh likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga.
Kepala OJK Sulawesi Tengah, Bonny Hardi Putra, menyampaikan bahwa sektor perbankan, industri keuangan non-bank (IKNB), dan pasar modal terus mencatatkan perkembangan yang menggembirakan.
“Perbankan konvensional mencatatkan pertumbuhan aset hingga Rp78,17 triliun atau meningkat 15,38 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Penyaluran kredit juga tumbuh signifikan menjadi Rp60,73 triliun atau naik 16,32 persen (yoy),” ujar Bonny.
Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan mencapai Rp36,96 triliun atau tumbuh 9,97 persen (yoy). Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat tinggi di angka 164,31 persen, sementara rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terkendali pada level 1,53 persen.
Pertumbuhan juga tercatat di sektor perbankan syariah. Aset perbankan syariah naik 15,97 persen (yoy) menjadi Rp3,63 triliun, sementara pembiayaan mencapai Rp3,17 triliun (naik 14,86 persen yoy). DPK syariah meningkat menjadi Rp2,14 triliun atau tumbuh 7,54 persen (yoy).
Kredit untuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) turut menunjukkan kinerja positif. Hingga akhir Februari 2025, total penyaluran kredit UMKM mencapai Rp17,93 triliun atau naik 13,05 persen (yoy). Tingkat NPL UMKM tercatat sebesar 2,81 persen, masih di bawah ambang batas aman sebesar 5 persen.
Sementara itu, industri keuangan non-bank juga mencatatkan kinerja yang sehat. Penyaluran pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan mencapai Rp7,31 triliun, tumbuh 15,15 persen (yoy), dengan tingkat pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) sebesar 1,83 persen.
Di sektor dana pensiun, total aset tumbuh 6,35 persen menjadi Rp105,82 miliar, dengan nilai investasi yang dikelola meningkat 6,38 persen menjadi Rp103,67 miliar.
Layanan pembiayaan berbasis teknologi (peer-to-peer lending) juga mencatatkan lonjakan signifikan. Outstanding pinjaman mencapai Rp532,04 miliar atau tumbuh 66,09 persen (yoy), dengan 161.631 rekening penerima aktif dan tingkat wanprestasi tetap dalam batas wajar.
“Secara umum, industri jasa keuangan di Sulawesi Tengah menunjukkan ketahanan yang baik serta mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,” pungkas Bonny.