Daerah  

Ratusan Pelajar Ikuti Cara Pembuatan Biosaka di Morut

Morowali Utara (Morut) mencatatkan diri sebagai daerah yang melakukan sosialisasi terbanyak Biosaka. (Foto : Istimewa)

Diksi.net, Morut – Morowali Utara (Morut) mencatatkan diri sebagai daerah yang melakukan sosialisasi terbanyak Biosaka. Lebih dari 500 masyarakat di Morowali Utara terlibat dalam pembuatan biosaka, elisiter yang diharapkan menjadi solusi tidak terpenuhinya kebutuhan pupuk petani Indonesia. 

Gerakan Biosaka massal ini dipimpin langsung Bupati Morowali Utara, Staf Khusus Menteri Pertanian RI dan Pusluh BPPSDMP Kementerian Pertanian, Senin (6/3/2023) pagi di Desa Tiu, Kecamatan Petasia Barat.

Pembuatan Biosaka ini melibatkan para petugas penyuluh lapangan se-kabupaten Morowali Utara, Kelompok Tani, ibu ibu rumah tangga sampai murid SD hingga SMA/SMK.

Gerakan ini dimulai pukul 09.00 pagi. Mereka yang diajarkan membuat biosaka berjejer berhadapan sepanjang kurang lebih tiga ratus meter. 

“Kenapa kita ajak anak-anak ikut kegiatan ini, karena selama ini kami anggap yang namanya rumput itu cuma bikin kotor. Ternyata pagi ini kami baru tau kalau kita kumpul lima jenis rumput dan ikut cara yang diajarkan tadi, bisa jadi pengganti pupuk,” kata Mercy salah satu guru pendamping yang hadir pagi itu.

BACA JUGA :  PT Vale Edukasi Siswa Gaya Hidup Organik

Bagi tenaga pengajar lainnya, kegiatan ini membawa dampak bermain yang bermanfaat. 

“Ini anak-anak kan sukanya bermain, kalau metodenya seperti tadi ini bagus sekali. Kami ajak anak-anak memetik rumput yang banyak sekali di lingkungan kami, baru kita mulai praktek pembuatannya dengan menuang air ke dalam wadah loyang, setelah itu kita remas remas melawan arah jarum jam atau ke kiri selama sepuluh sampai lima belas menit. Tadi hasilnya diukur ppl pertanian, rata-rata diatas 500 itu apa namanya yang saya juga kurang mengerti,” ungkap salah satu guru pendamping dalam kegiatan Senin pagi.

Bagi pemerintah Kabupaten Morowali Utara, kegiatan ini adalah solusi dari ketergantungan pada pupuk yang selalu dikeluhkan para petani.

“Hari ini masyarakat diajarkan. memanfaatkan alam sekitar sebagai solusi terhadap ketergantungan pupuk. Kami berterimakasih kepada Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Alam ternyata menyediakan semuanya bagi kita,” kata Bupati Morowali Utara, Delis Julkarson Hehi.

Bupati bersama Ketua Tim Penggerak PKK bahkan terlibat langsung dalam dialog bersama para peserta, baik PPL Pertanian, Kelompok Tani sampai anak anak sekolah.

BACA JUGA :  Penyelundupan 3 Kilogram Sabu Berhasil digagalkan

“Berarti nanti kamu orang bisa ajar papa dan mama dirumah supaya tanaman dirumah bisa pake cara ini,” kata Delis sambil mengelus kepala murid murid sekolah yang ikut sosialisasi Biosaka.

Sementara Staf Khusus Menteri Pertanian, Yesiah Ery Tamalagi memberi pujian kepada pelaksana kegiatan ini.

“Luar biasa, ini kegiatan sosialisasi biosaka pertama yang diikuti langsung banyak orang, bahkan melibatkan anak-anak sekolah. Biasanya peserta pembuatan biosaka jumlahnya puluhan orang, tapi pagi ini sepanjang hampir 300 meter masyarakat berjajar berhadapan mengikuti dengan serius kegiatan ini. Tadi saya hitung pesertanya, cuma sampai angka 500 saya sudah cape. Salut, semoga ini bisa betul betul diterapkan dalam rangka pembangunan pertanian di Morowali Utara,” kata Yesiah Ery.

Biosaka sendiri merupakan rangkaian dari dua suku kata : Bio adalah tumbuhan, saka singkatan dari selamatkan alam kembali ke alam yang ditemukan petani muda asal Blitar yang bernama Ansar.

BACA JUGA :  Wali Kota Palu Sampaikan Laporan Pertanggungjawaban Tahun 2023 dalam Rapat Paripurna DPRD

Biosaka dibuat dari ramuan diremas manual tangan dari bahan minimal 5 jenis rumput/daun yang sehat sempurna di sawah dicampur air, tanpa campuran apapun, diremas dengan tangan manual, hingga ramuan homogen harmoni koheren, tidak pakai mesin blender, terus disemprot ke tanaman dan sisanya bisa disimpan hingga 5 tahun

Satu genggam rumput diremas dicampur dengan air 5 liter cukup untuk menyemprot 3-4 hektar semusim untuk padi jagung kedelai singkong sorgum, ubi, kacang, sayuran buah dll, sangat efisien. Ramuan biosaka efektif dalam area wilayah setempat dan terjauh radius 20 km, tidak efektif diaplikasikan di kab/wilayah lain karena pengenalan agroekosistem

Biosaka itu bukan pupuk, bukan pestisida, tetapi elisitor berperan sebagai sinyal bagi tanaman tumbuh dan berproduksi lebih bagus, hemat pupuk kimia sintetis, meminimalisir hama penyakit, lahan menjadi lebih subur.