Daerah  

Bidan Mariam : Terima Kasih Roa Jaga Roa

Namanya Mariam, Profesinya bidan di Desa Toro, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi. Kurang lebih 3 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat. (Foto : Istimewa)

Diksi.net, Sigi – Namanya Mariam, Profesinya bidan di Desa Toro, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi. Kurang lebih 3 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat. Jarak tempuh ini tentu saja dalam keadaan normal, akan menjadi berbeda jika kondisi alam diguyur hujan. Bahkan saat poros yang sering terjadinya longsor di wilayah Gunung Potong sedang di kerja untuk pelebaran jalan, pengendara harus mengetahui jadwal buka tutup jalanan di daerah itu.

Ngata Toro atau Desa Toro memiliki luas wilayah 22.950 hektar. Penduduknya kurang lebih 3000-an dan 700-an kepala keluarga. Inilah yang menjadi medan layanan Mariam sebagai satu-satunya bidan yang bertugas di Puskesmas Pembantu Toro.

Rabu (1/3/2023) mungkin tidak akan pernah dilupakan Mariam bidan kelahiran 13 Januari 1973. Rabu siang Mariam baru saja kembali dari mengantar pasien yang dirujuk ke Kulawi (kurang lebih setengah jam perjalanan darat) saat Relawan Roa Jaga Roa yang sengaja menunggu kepulangannya menyambanginya di tempat dia mengabdi.

BACA JUGA :  Dekatkan Pelayanan pada Masyarakat, Bupati Morut Berkantor di Desa

Saat relawan Roa Jaga Roa menggotong kardus memasuki halaman Puskesmas Pembantu, Mariam tidak menyangka dan tidak pernah bermimpi jika isi kardus adalah konsentrator oksigen, alat medis bertenaga listrik yang dirancang untuk mengkonsentrasikan oksigen dari udara bebas. 

Konsentrator oksigen memiliki teknologi yang dapat menarik udara dari lingkungan melalui beberapa penyaring dan membuang nitrogen untuk menghasilkan sumber oksigen yang lebih pekat hingga mencapai 95,5% secara terus menerus, kemudian disalurkan menggunakan selang oksigen yang telah terpasang pada pasien.

BACA JUGA :  Kantor Baru, KPU Kota Palu Harus Berikan Pelayanan Terbaik

Mendapati kenyataan jika konsentrator ini diserahkan untuk digunakan membantu masyarakat Toro, Mariam sejenak tak mampu berucap. Sambil menahan haru, Mariam berterima kasih atas kepedulian Roa Jaga Roa.

“Alat ini sangat membantu karena kami hanya punya satu tabung gas oksigen,” kata Mariam.

Keterangan Mariam membuat relawan Roa Jaga Roa terdiam, membayangkan jika tabung oksigen habis dibutuhkan waktu perjalanan 6 jam (pergi pulang), belum lagi antrian pengisian yang bisa sampai dua hari.

“Terima kasih. Kami sangat berterima kasih. Alat ini sangat membantu, karena alat ini, bisa menjadi alternatif pengganti tabung oksigen saat dalam keadaan darurat,” ucap Maryam.

Ungkapan hati Mariam terasa wajar jika melihat pengabdiannya sudah dilakukan sejak tahun 2006. Apalagi Mariam harus membagi waktu pengabdiannya bagi masyarakat Toro dengan sang suami pensiunan tentara yang berdomisili di salah satu perumahan BTN di Kota Palu dan putrinya yang masih menimba ilmu di SMK 1 Palu.

BACA JUGA :  SI PELAYAN SULTAN dan Ruangan Klinik Konsultasi Pelayanan PBG Hadir di Palu

Mariam sendiri merupakan alumni SPK Kawatuna Palu yang kemudian mengambil program D1 di Poso dan D3 di Poltekes Mamboro.

Bagi Roa Jaga Roa, relawan yang mempunyai motto KITA BAKU BANTU, konsentrator ini adalah yang kelima dibagikan setelah tiga diberikan ke Pemda Sigi dan satu lagi ke Rutan keas IIA Palu.